Penduduk miskin di Papua Barat Maret 2021 berjumlah 219,07 ribu jiwa (21,84 persen), secara nilai absolut naik sebesar 3,8 ribu jiwa jika dibandingkan kondisi September 2020 yang berjumlah 215,22 ribu jiwa, sedangkan secara persentase naik sebesar 0,14 persen poin (21,70 persen pada September 2020)
Persentase penduduk miskin daerah perkotaan naik sebesar 0,19 persen poin menjadi 6,50 persen (6,31 persen pada September 2020). Persentase penduduk miskin perdesaan juga naik sebesar 0,20 persen poin menjadi 33,40 persen (33,20 persen pada September 2020).
Peranan komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan, baik di perkotaan maupun perdesaan. Pada Maret 2021, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 75,29 persen. Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan daerah perkotaan terhadap Garis Kemiskinan perkotaan sebesar 72,41 persen; sedangkan perdesaan sebesar 77,60 persen.
Komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di daerah perkotaan maupun perdesaan adalah beras (18,38 di daerah perdesaan dan 15,66 di daerah perkotaan) dan rokok kretek filter (13,58 di daerah perdesaan dan 11,51 di daerah perkotaan). Sementara itu untuk komoditas non makanan, sumbangan komoditas paling besar terhadap GK berasal dari perumahan, yaitu 12,04 di daerah perkotaan dan 10,04 di daerah perdesaan.